Sangat menarik tulisan dari Dr. Sidiarto Kusumoputro yang melaporkan bahwa penerima hadiah nobel 1981 Roger Sperry dkk, telah berhasil menjelaskan konsep organisasi otak secara neurologis. katanya, manusia mempunyai 2 hemisfer ( belahan ) otak kanan dan kiri. Masing-masing hemisfer memounyai wawasan kesadaran diri ( domain of inner cocious awareness") yang berbeda. Hemisfer kiri mempunyai pola yang mewakili daya pikir analitis, logis , dan linier. Sedang yang kanan ( trad) berpola silent and ancient hemisphere. Padahal Hemisfer kanan, menurut penelitian mempunyai pola yang mewakili pikiran intuitif, holistik, dan juga kreatif . juga kemampuan bahasa, spasial, dan artistik dan imajinasi.
Sebagai ilustrasi kita bisa bicara tentang aspek pendidikan. Masalah yang sangat menonjol adalah antara pendidikan dan penekanan yang berlebihan pada kemampuan analisis daripada kemampuan sintesis. Padahal dalam bidang teknologi yang ditonjolkan adalah kemampuan analitis, dan di bidang seni ( arsitektur, desain ) yang dibutuhkan adalah kemampuan sintesis. Yaitu kemampuan menciptakan sesuatu secara kreatif dan estetis dengan mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai unsur yang diperlukan.
Menurut para ahli kemampuan analitis ( hemisfer otak kiri ) dan kemampuan sintesis ( hemisfer otaka kanan) dapat dikembangkan dengan stimulasi dan latihan juga lho....
Friday, April 07, 2006
Sunday, April 02, 2006
tSuNami (1)
Tsunami adalah gelombang pelabuhan, yaitu gelombang panjang yang bisa dibangkitkan oleh gempa, erupsi gunung api, longsoran yang terjadi di bawah laut, dan juga akibat terjangan benda2 angkasa ke permukaan laut atau longsoran salju. Di Indonesia tidak kurang dari 110 kejadian gelombang tsunami ini selama 400 tahun terakhir. Dan yang paling dahsyat yang terjadi di Aceh 26 Des 2004 korban sekitar 300.000 orang kemudian Tsunami Krakatau pada 27 Agustus 1883 dengan menelan korban sebanyak 36.000 serta beberapa tsunami besar lainnya. Didunia, Jepang menduduki peringkat teratas negara yang paling sering diguncang Tsunami, secara etimologis tsunami berasal dari bahasa jepang, Tsu= Harbor ( pelabuhan) dan Nami = Waves ( gelombang ).
Di indonesia daerah yang rawan gempa adalah padang. Kalo dilihat disepanjang tepi bawah pulau sumatera terdapat gorong2 dan juga patahan, daerah ini adalah daerah yang rawan gempa. Bagi orang Indonesia khususnya yang bertempat tinggal di pinggir pantai, wajib hukumnya untuk mencari tahu tanda-tanda kajadian tsunami. Sebelum tsunami datang diawali dgn gempa sehingga dirasakan adanya getaran terutama jika kita berada dekat pusat gempa, kemudian air surut secara tiba-tiba, selanjutnya air naik diiringi dgn suara gemuruh air, bau garam yang menyengat, terlihatnya garis putih (muka tsunami) di laut lepas, banyak hewan yang berlari2an & keluar dari sarangnya hal ini disebabkan karena sebagian besar hewan mempunyai detektor ELF (Electromagnetic Low Frequency) yang baik. Karena pergerakan lempeng bumi itu menimbulkan gelombang-gelombang berfrekuensi rendah pada awalnya. Saya pernah dengar cerita dari seorang teman -Wahyu STTT-yang pernah ke Aceh dalam rangka evakuasi korban bahwa disana masih sering terjadi gempa2 yang berskala rendah tapi cukup membuat tanah retak -WOW-
Di indonesia daerah yang rawan gempa adalah padang. Kalo dilihat disepanjang tepi bawah pulau sumatera terdapat gorong2 dan juga patahan, daerah ini adalah daerah yang rawan gempa. Bagi orang Indonesia khususnya yang bertempat tinggal di pinggir pantai, wajib hukumnya untuk mencari tahu tanda-tanda kajadian tsunami. Sebelum tsunami datang diawali dgn gempa sehingga dirasakan adanya getaran terutama jika kita berada dekat pusat gempa, kemudian air surut secara tiba-tiba, selanjutnya air naik diiringi dgn suara gemuruh air, bau garam yang menyengat, terlihatnya garis putih (muka tsunami) di laut lepas, banyak hewan yang berlari2an & keluar dari sarangnya hal ini disebabkan karena sebagian besar hewan mempunyai detektor ELF (Electromagnetic Low Frequency) yang baik. Karena pergerakan lempeng bumi itu menimbulkan gelombang-gelombang berfrekuensi rendah pada awalnya. Saya pernah dengar cerita dari seorang teman -Wahyu STTT-yang pernah ke Aceh dalam rangka evakuasi korban bahwa disana masih sering terjadi gempa2 yang berskala rendah tapi cukup membuat tanah retak -WOW-
Bila anda merasakan dan melihat tanda-tanda ini, maka jangan berpikir panjang... cepat lari ke bukit atau panjat pohon ( kalau naik ke-high rise building cari yang cari yang sudah menggunakan teknologi bangunan anti gempa-10 sr ), sayangnya Indonesia belum ada, dan kita masih harus banyak belajar dari negeri sakura.
to be continued...
Subscribe to:
Posts (Atom)